RS Dr Soebandi Lakukan Sosialisas dan Edukasi

Direktur RSD dr. Soebandi, dr. Hendro Sulitijono, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk penanganan penyakit tersebut.

RS Dr Soebandi Lakukan Sosialisas dan Edukasi
Bupati Jember, Hendy Siswanto.

Jember, HB.net - Respon positif disampaikan Bupati Jember, Hendy Siswanto atas upaya kewaspadaan Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi terhadap penyakit misterius hepatitis akut. Meskipun hingga kini, tak satupun kasus penyakit tersebut, Jumat (3/6).

Direktur RSD dr. Soebandi, dr. Hendro Sulitijono, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk penanganan penyakit tersebut. Bahkan Kamis, (2/6), pihaknya melakukan agenda untuk masyarakat umum sebagai bentuk sosialisasi yang informatif dan edukatif.

"Ini penting, karena informasi mengenai penyakit tersebut masih menjadi simpang siur di masyarakat. Begitu besarnya informasi yang simpang siur di media sosial mapupun di masyarakat terkait dengan merebaknya hepatitis akut dengan penyebab yang tidak jelas," ujar Hendro.

Hal tersebut tentunya dapat meresahkan masyarakat awam pada umumnya. "Dan tentunya hal ini akan membahayakan, bila masyarakat tidak menerima informasi secara tepat dari hal ini," imbuhnya.

Bupati Hendy menegaskan, RSD dr. Soebandi telah melakukan hal yang tepat, melakukan antisipasi secara tindakan dan edukasi atas penyebaran penyakit misterius yang mungkin bakal menjadi pandemi.

"Terus terang saja, inilah fungsi dari adanya rumah sakit daerah. Hari ini, RSD dr. Soebandi mempunyai satu semangat untuk memiliki tanggung jawab, merasa bertanggung jawab terhadap masyarakat Jember. Ini lah kegunaannya masyarakat Jember memiliki rumah sakit daerah ini." ungkap Hendy.

Ia amat menghargai atas upaya pencegahan yang sudah dilakukan RSD dr. Soebandi, dengan menginisiasi sosialisasi secara edukatif dan informatif. "Saya atas nama Pemkab Jember memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada dr. Hendro dan rumah sakit dr. Soebandi," ucapnya.

Ia juga menyebut, WHO masih tidak mengetahui penyebabnya. Ia berpendapat bahwa tentunya masyarakat Jember juga sangat minim akan informasi tersebut. Hendy menyebut kisaran 1 sampai 3 persen saja yang mungkin mengetahui persoalan ini.

"Kami yakin dokter banyak yang tau. Nah, kawan- kawan, camat, lurah, kades, semua, tujuannya adalah panjenengan semua OPD, harus meneruskan ini (edukasi) kepada masyarakat di bawahnya. Harus gayung bersambut. Tidak mungkin jika RSD dr. Soebandi ini bekerja sendiri," tegasnya.

Harapan besar dari Hendy agar upaya yang telah dilakukan ini, betul-betul dapat menghindarkan Jember dari bahaya penyakit hepatitis akut.

"Saya minta Kominfo nanti sampaikan kepada Dinas Pendidikan, untuk PAUD itu kan ada ribuan anak ya, orang tuanya diberi tau jangan sampai anaknya terjangkit hepatitis akut. Diadakan di sekolah- sekolah ya. Nanti kalo nggak bisa menyampaikan ya minta tolong dokter- dokter di puskesmas." pungkasnya. (yud/bil/diy)