RSUD Gambiran Tekan Tingkat Stres Warga Isoman Lewat Zoominar "Kesehatan Mental"

Peserta dapat bergabung melalui Zoom maupun kanal YouTube RSUD Gambiran secara cuma-cuma, dengan tema pembahasan yang berbeda pada tiap sesinya.

RSUD Gambiran Tekan Tingkat Stres Warga Isoman Lewat Zoominar
Diyah Retno Aprileny (kanan) sebagai moderator dan narasumber Kristika Sadtyaruni, seorang Psikolog dari Poli Psikologi RSUD Gambiran saat Zoominar, Selasa (24/8). (foto: Kominfo)

Kota Kediri, HB.net - Sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat, RSUD Gambiran Kota Kediri rutin menggelar zoominar bertajuk "Seputar Informasi Kesehatan (Suntik)". Kegiatan yang dapat diikuti masyarakat umum ini akan diselenggarakan sebanyak dua kali dalam sepekan, guna memberikan edukasi secara maksimal kepada masyarakat mengenai kesehatan.

Peserta dapat bergabung melalui Zoom maupun kanal YouTube RSUD Gambiran secara cuma-cuma, dengan tema pembahasan yang berbeda pada tiap sesinya.

Lain halnya dengan sesi sebelumnya yang mengulas tuntas tentang penggunaan obat saat isoman, kali ini RSUD Gambiran membawakan topik "Jalani Isoman Tanpa Stres". Zoominar kali ini dipandu oleh Diyah Retno Aprileny sebagai moderator, dengan narasumber Kristika Sadtyaruni, seorang Psikolog dari Poli Psikologi RSUD Gambiran.

Kristika menjelaskan bahwa pandemi ini dapat mendorong terjadinya krisis yang mampu menyebabkan perubahan hidup. Tak ayal banyak orang merasa kebingungan, tertekan, cemas/khawatir, sedih dan kehilangan, bahkan menjadi marah pada keadaan. Hal-hal itulah yang bisa menyebabkan kesehatan mental atau kondisi psikologis menurun.

Kristika, dengan mengutip pernyataan WHO, sehat mental artinya seseorang yang mampu melakukan hal-hal berikut, seperti menyalurkan potensi yang dimiliki, menghadapi tekanan hidup sehari-hari, bekerja dengan produktif, dan memiliki kontribusi terhadap komunitas.

Namun, kesehatan mental tidak dapat diraih tanpa melakukan apa-apa. Meski sedang dalam kondisi isoman, masyarakat tetap bisa menyalurkan potensi yang dimiliki dengan cara berkarya secara produktif, serta berkontribusi terhadap masyarakat.

Wanita 39 tahun tersebut juga memberikan tips menjaga kesehatan mental, dengan berbagai upaya berikut ini. Pertama, sadari dan kenali. Mengenali kondisi mental diri sendiri adalah langkah awal untuk menentukan langkah yang tepat. Jika merasa sedang tidak baik-baik saja, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.

Kedua, jujur kepada diri sendiri. Sebagian orang berusaha untuk mengingkari, menolak, dan mengabaikan emosi negatif yang dirasakan. Padahal, sedih, cemas, takut, dan marah juga perlu diberi ruang kemudian disalurkan dengan cara adaptif.

"Terakhir, tetap bergerak. Meski dalam kondisi sulit, kita perlu bergerak, berusaha menghadapi tekanan demi melanjutkan kehidupan. Tetap berkarya dengan segala keterbatasan yang ada, serta berkontribusi kepada lingkungan sesuai kemampuan," ujarnya.

Kristika juga menjelaskan bahwa terdapat benang merah antara kebahagiaan dengan sistem imun dalam tubuh. Menurut penelitian, mood yang positif dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Inilah maksud dari ungkapan “berbahagialah biar nggak gampang sakit”. Meski demikian tidak dianjurkan untuk memaksakan diri selalu tersenyum demi meningkatkan sistem imun.

Kristika juga menganjurkan untuk mencintai diri sendiri (self love) demi meningkatkan kesehatan mental. "Self love yang dimaksud apabila memenuhi kriteria, sebagai berikut, yakni kenali diri sendiri dengan baik, yakinkan bahwa diri kita berharga, bangun rasa percaya diri dengan belajar dan berproses, terakhir peduli terhadap diri sendiri," jelasnya.

Keempat aspek tersebut tentunya harus diimbangi dengan menjaga konektivitas dengan Tuhan. Menjaga koneksi dengan Tuhan bukan semata-mata dengan rajin beribadah, melainkan berusaha menyadari posisi manusia di dunia dan menghidupkan kesadaran bahwa setiap detik yang manusia alami berjalan atas kuasa-Nya. (uji/ns)