Serang dengan Pedang, Pesilat di Jombang Diringkus
Seorang remaja dari perguruan silat di Kabupaten Jombang terpaksa diringkus polisi.
Jombang, HARIANBANGSA.net - Seorang remaja dari perguruan silat di Kabupaten Jombang terpaksa diringkus polisi. Pasalnya, ia telah melakukan aksi penyerangan terhadap warga perguruan silat lainnya saat melintas di jalan raya. Tepatnya di Kelurahan Kaliwungu, Kecamatan Jombang, Minggu (12/2) sekira pukul 15.30 WIB.
Pelaku yang diamankan, yakni MRE (16), pelajar asal Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. Sedangkan korbannya Achmad Imam Arif Dlulqornain (21), warga Desa Gongseng, Kecamatan Megaluh, Jombang.
Kasatreskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengatakan, kejadian bermula saat korban bersama rekannya melintas di Jalan KH Hasyim Asy’ari, Kelurahan Kaliwungu. Mereka kemudian berpapasan dengan rombongan pesilat dari perguruan lainnya. "Korban yang saat itu menggenakan seragam perguruannya kemudian dihentikan oleh pelaku beserta rombongannya," ucapnya saat pers rilis, Selasa (14/2).
Korban kemudian dipukuli pelaku yang jumlahnya puluhan orang menggunakan tangan kosong. Ada juga yang memukul dengan benda tumpul. Ada juga yang membacok menggunakan klewang (sejenis pedang) hingga mengalami luka memar dan luka sabetan senjata tajam juga.
Usai menyerang korban, rombongan pelaku kemudian meninggalkan lokasi. Polisi yang mendapat laporan segera melakukan penyelidikan. Akhirnya pelaku bisa diringkus pada Selasa (14/2) dini hari di rumahnya. "Satu pelaku sudah kita amankan. Masih ada dua pelaku lain yang kini masih buron," jelas Aldo.
Dari hasil pengungkapan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya, kaos milik korban dengan logo Pagar Nusa, bendera milik pelaku dengan logo IKSPI, sebuah double stick atau ruyung, pakaian pelaku, handphone pelaku dan tiga sepeda motor yang digunakan untuk beraksi.
"Sebuah klewang atau senjata tajam yang digunakan masih dalam pencarian, karena diduga dibawa pelaku lain yang belum tertangkap," ujarnya.
Dijelaskan, motif pelaku melakukan penyerangan karena dendam. "Alasan mereka karena pelaku masih dendam dengan perguruan yang diikuti korban, sehingga ketika berpapasan, mereka diteriaki kemudian dikejar dan diserang itu," terang Aldo.(aan/rd)