Simpang Susun Romokalisari Groundreaking
Surabaya, HARIAN BANGSA,net - PT Marga Bumi Matra Raya (PT MBMR) selaku pengelola Jalan Tol Surabaya-Gresik melaksanakan proses groundbreaking atas pembangunan proyek modifikasi Simpang Susun Romokalisari
Surabaya, HARIAN BANGSA,net - PT Marga Bumi Matra Raya (PT MBMR) selaku pengelola Jalan Tol Surabaya-Gresik melaksanakan proses groundbreaking atas pembangunan proyek modifikasi Simpang Susun Romokalisari yang dilaksanakan Jumat, (8/10).
Proyek yang berlokasi di Kecamatan Benowo, Surabaya ini dikerjakan dengan masa pelaksanaan proyek selama 10 bulan oleh PT. Tirtobumi Adyatunggal dan PT. Hutama Karya. Ditargetkan dapat mulai beroperasi pada akhir bulan Juli 2021.
Direktur Utama PT MBMR Yenny Shintawati optimistis proyek ini selesai tepat waktu. Sehingga dapat menjadi akses utama untuk menuju Stadion Gelora Bung Tomo yang akan menjadi salah satu tuan rumah dalam pelaksanaan Piala Dunia U-20 tahun 2021.
"Kami pun berharap dengan dibangunnya proyek modifikasi Simpang Susun Romokalisari ini dapat meningkatkan perekonomian di daerah Surabaya Barat dan sekitarnya. Selain itu, pembangunan proyek ini dapat mempermudah dan mempercepat akses di jalan lingkar luar barat (JLLB) dan Pelabuhan Teluk Lamong," katanya.
Ditambahkan Walikota Surabaya Tri Rismaharini, memang semula berencana bekerja sendiri. Tiba-tiba ditunjuk menjadi tuan rumah U-20 sehingga ia terpaksa menghadap sendiri ke Presiden Jokowi. "Katanya, Bu Risma saya bantu," ungkap Risma.
Menurutnya, hal tersebut bisa bemanfaat untuk transportasi. Selain itu, mendapatkan nilai tambah untuk badan usaha mendapatkan manfaat komersial. Bisa menghubungkan jalan tol dengan pelabuhan seperti Pelindo III dan tidak perlu repot-repot mengeluarkan cost untuk membuat jalan sendiri.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengingatkan target yang harus diselesaikan. Apalagi saat tidak hanya memberi fasilitas rest area saja, tapi untuk rencananya untuk kawasan pergudangan.
"Sehingga kota jadi bisa kondusif, karena bongkar muat bisa dilakukan di tol. Jadi tol tidak hanya untuk kendaraan lalu lalang. Jadi bisa jadi nilai tambah," terangnya.
Dirjen Bina Marga Hedy Rahadian mewakili menteri PUPR memberikan saran untuk tetap mempertahankan kualitas tol. "Banyak yang tanya kualitas jalan tol. Jadi mohon diperbaiki terkait tol Trans Jawa. Kalau kualitas jelek maka bencananya bertubi-tubi. Kita bingung terkait pemeliharaan bila bencananya bertubi-tubi," tuturnya.(sby1/rd)