Sistem Kedaruratan CC 112 Jadi Contoh di IKN
Pemkot Surabaya menerima kunjungan kerja (kunker) dari Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Selasa (10/9) lalu.
Surabaya, HARIANBANGSA.net - Pemkot Surabaya menerima kunjungan kerja (kunker) dari Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Selasa (10/9) lalu. Dalam kunker kali ini, jajaran Kemenko Polhukam ingin mempelajari implementasi pelaksanaan, komitmen, dan kendala dalam mewujudkan Smart City di Kota Surabaya.
Pada kesempatan ini, jajaran tim dari Kemenko Polhukam disambut secara langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro. Hebi mengatakan, tujuan kunker jajaran Kemenko Polhukam ke Surabaya adalah untuk mempelajari Call Center (CC) 112 untuk diterapkan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Jadi nanti di IKN akan dibentuk seperti 911 juga untuk kedaruratan, dan mereka sangat salut dengan Surabaya, karena mereka baru melihat ternyata hanya Surabaya yang terintegrasi dan ada kolaborasi antar OPD (organisasi perangkat daerah),” kata Hebi, Kamis (12/9).
Hebi mengungkapkan, alasan Kemenko Polhukam menggelar kunker ke Surabaya adalah karena hanya CC 112 yang memiliki respon time kedaruratan kurang dari 7 menit. “Nah, ini baru ada di Indonesia, yaitu di Surabaya. Mereka akan menerapkan itu di IKN nantinya,” ungkap Hebi.
Ia menerangkan, kelebihan lain dari CC 112 ini juga bisa mendeteksi pelaku tindak kriminal bahkan daftar pencarian orang (DPO) melalui kamera CCTV. Sampai saat ini, total kamera CCTV yang terkoneksi dengan CC 112 ada sekitar 2200 unit. Tidak hanya itu, pemkot juga memiliki program kelurahan tanggap bencana yang tesebar di seluruh kecamatan se-Surabaya.
Rencananya, Hebi menjelaskan, bentuk mitigasi yang diadopsi dari Kota Surabaya untuk diterapkan di IKN di antaranya adalah, keselamatan di lingkungan istana presiden dan lingkungan pemerintahan di IKN. Hal ini diterapkan untuk menghindari dan mewaspadai adanya aktivitas yang mencurigakan di lingkungan IKN.
Hebi menyebutkan, sempat memberikan saran kepada Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidkoor Kamtibmas Kemenko Polhukam Brigjen Pol Asep Jenal Ahmadi agar menerapkan jalur evaluasi kota. Tujuannya, untuk memberikan petunjuk arah kepada warga ketika sewaktu-waktu terjadi bencana di IKN.
“Semisal nanti ada gempa dan sebagainya, itu sudah ada tuntunan ke mana warga harus menuju. Kalau nanti sampai belok ke kanan, kemudian di kanan mendekati bencana itu sudah ada warning (peringatannya),” sebutnya.
Dalam kesempatan ini, Hebi sempat mengajak rombongan kunker Kemenko Polhukam menuju ke ruang CC 112 di Gedung Siola. Sesampainya di lokasi, jajaran Kemenko Polhukam melihat secara langsung cara kerja CC 112 di Kota Surabaya.
Ia menambahkan, meskipun CC 112 memiliki banyak kelebihan, ke depannya akan ada berbagai peningkatan sarana dan prasarana (sarpras). Peningkatan yang dilakukan mulai dari jaringan koneksi, komputer, alat deteksi benda di udara hingga Early Warning System (EWS) untuk gempa bumi.
“Karena peralatan ini kan sudah dari tahun 2016 ya. Jadi harus diperbarui komputernya, sistem komunikasinya, kemudian juga akses masuk ke CC 112. Kemarin juga sudah komunikasi dengan penyedia 112 supaya ada WhatsApp (WA) bisnis khusus layanan 112, ketika nantinya tidak bisa terkoneksi, bisa melalui WA ini,” pungkasnya. (ari/rd)