Siswa Smamda Ciptakan Hand Sanitizer Berbahan Ampas Tebu

Pandemi Covid-19 membuat lima siswa SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo menghasilkan karya inovatif dan meraih juara di ajang kompetisi karya ilmiah internasional.

Siswa Smamda Ciptakan Hand Sanitizer Berbahan Ampas Tebu
Guru pembina KIR Smamda, Ernawati Kristinningrum, menunjukkan hand sanitizer berbahan ampas tebu, Senin (21/2).

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Pandemi Covid-19 membuat lima siswa SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo menghasilkan karya inovatif dan meraih juara di ajang kompetisi karya ilmiah internasional.

Pada tahun 2021, saat angka Covid-19 sedang tinggi, hand sanitizer (penyanitasi tangan) merupakan barang yang paling banyak dibutuhkan, karena dipercaya mampu mencegah penularan Virus Corona.

Lima siswa Smamda kelas XI (saat ini kelas XII), yakni Jihan Faradina, Septamara Aurora Putri Perta, Kannaya Huwaidah Fayyadiyah, Vina Rachma Yunita dan Raysha Nazwa Putri Sugiarto, lalu membuat hand sanitizer berbahan ampas tebu.

“Ampas tebu itu dijadikan alkohol sebagai salah satu bahan hand sanitizer,” kata Ernawati Kristinningrum, guru pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) Smamda Sidoarjo, Senin (21/2).

Selain memanfaatkan ampas tebu yang diambil dari Pabrik Gula (PG) Candi, hand sanitizer karya siswa Smamda itu memanfaatkan kemiri yang sudah afkir. Untuk disinfektannya, memakai bahan yang kimiawi, agar lebih ampuh membunuh kuman dan virus. Hand sanitizer berbahan limbah itu diikutkan kompetisi karya ilmiah internasional, World Science, Environment and Engineering Competition (WSEEC) 2021, pada 18-20 Juni 2021.

Kata Ernawati, karya lima siswanya tersebut pun meraih dua medali, yakni medali emas dan special award. Sebab,  hand sanitizer berbahan limbah ampas tebu dan kemiri afkir itu dinilai para juri WSEEC 2021, tergolong penelitian yang unik dan baru. “Juga dinilai ramah lingkungan karena mengelola limbah menjadi bahan yang sangat dibutuhkan di masanya,” beber guru mata pelajaran kimia ini.

Selain itu, hand sanitizer karya siswa Smamda ini, juga diberi aroma yang berasal dari kulit durian. Tambahan aroma itu sempat ditanyakan oleh juri WSEEC. Sebab, tidak semua orang suka dengan aroma durian.

“Dijawab anak-anak, jika durian merupakan buah ikon dari Asia. Dan memang tidak mengambil duriannya, tapi kulitnya yang juga merupakan limbah,” jelas Ernawati.

Menurut Ernawati, hand sanitizer karya siswanya itu telah dimanfaatkan dalam lingkungan internal Smamda. Hand sanitizer itu juga pernah dibagikan sebagai souvenir dalam pertemuan para kepala SMA se-Kabupaten Sidoarjo, belum lama ini. Rencananya, hand sanitizer ini juga akan dipamerkan dalam ajang pameran pendidikan se-Kabupaten Sidoarjo. (sta/rd)