SPAB IPNU/ IPPNU Se-Malang Raya Dapat Pelatihan BLS
Sebanyak 100 peserta perwakilan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Utama (IPNU/IPPNU) se-Malang Raya mendapat pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Malang, HARIANBANGSA.net - Sebanyak 100 peserta perwakilan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Utama (IPNU/IPPNU) se-Malang Raya mendapat pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Fasilitatornya berasal dari Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim.
SPAB diadakan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Peningkatan Tenaga Kesejahteraan Sosial (PTKS) Dinas Sosial Jatim, Jalan Panglima Sudirman 93, Klojen, Kota Malang. Pelatihan ini digelar selama dua hari, Sabtu dan Minggu, (25-26/11).
Para peserta juga mendapatkan materi tambahan Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar yang diberikan oleh Dini Prastyo Wijayanti, salah satu pengurus SRPB Jatim.
Dalam materi Jantung Sehat dan BLS, dosen Poltekkes Kerta Cendekia Sidoarjo ini memaparkan kegawatdaruratan pada korban yang harus segera mendapatkan pertolongan. “Serangan jantung tak kenal usia tua atau muda. Artis, orang terkenal, maupun orang biasa banyak yang kena serangan jantung dan meninggal,” ungkap Dini di hadapan peserta, Sabtu (25/11).
Peserta langsung mempraktikkan pijat jantung terhadap korban. Mereka antusias mengikuti kegiatan sesi ini karena banyak yang belum mendapatkan materi tersebut.
Acara yang dibuka oleh Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Jatim Chisjiel Mohammad Chisjqiel juga menghadirkan Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Hikmah Bafaqih.
“Konsep penanggulangan bencana kini digeser dari tanggap bencana ke pengurangan risiko. Kenapa dilakukan di Malang Raya, karena di daerah ini kerap terjadi bencana, seperti banjir bandang di Kota Batu, beberapa waktu lalu,” katanya.
Menurutnya, setidaknya ada 14 ancaman bencana di Jatim. Apalagi bencana berdampak besar dalam kehidupan manusia. Keluarga juga akan mengalaminya. “Oleh karena itu kami berikan sosialisasi kepada IPNU/IPPNU Malang Raya, sehingga mereka bisa menyebarkannya terutama kepada keluarga terdekat,” jelas Hikmah Bafaqih.
Sedangkan Kalaksa BPBD Kota Malang Prayitno memberikan materi peran BPBD dalam situasi krisis kesehatan. Salah satunya menghadapi ancaman El Nino dan dampaknya. Juga ancaman cacar monyet (monkey pox) yang mulai merebak saat ini. Ia juga membeberkan beberapa potensi bencana, terutama di Kota Malang. Seperti banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, gempa bumi, kebakaran, wabah penyakit, maupun bencana sosial seperti Tragedi Stadion Kanjuruhan.
Sedangkan Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Malang Khabibah menyampaikan materi sebaran sekolah dan pondok pesantren yang berada di daerah rawan bencana.
Di hari kedua, Minggu (26/11), peserta mendapatkan praktik dan simulasi bencana gempa bumi. Sebelumnya mereka diajarkan bebat bidai, P3K, serta diakhiri dengan praktik pemadaman api dengan menggunakan alat pemadan api ringan dan tradisional (APAR dan APAT).(rd)