Tabungan Penjual Jagung Keliling Amblas Rp 35 Juta
Nasib malang menimpa Karsito (42), seorang penjual jagung rebus keliling di Sidoarjo yang menjadi korban kejahatan siber.
Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Nasib malang menimpa Karsito (42), seorang penjual jagung rebus keliling di Sidoarjo yang menjadi korban kejahatan siber. Ia harus menelan pil pahit setelah saldo Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI yang belum sempat terpegang tangannya, amblas dengan total Rp 35 juta dalam waktu sesaat.
Saat ditemui, Karsito mengatakan kejadian ini bermula saat akhir tahun 2022 lalu. Saat itu ia mendapat informasi dari pihak BRI bahwa KUR yang diajukannya telah cair. "Tapi tanpa saya sadari, uang KUR sudah tersedot Rp35 juta sore harinya. Padahal itu pemberitahuan cairnya pagi hari," ujar Karsito. Rabu (1/2).
Pria yang masih bujang tersebut mengaku bahwa selang beberapa jam pencairan, dirinya mendapat notifikasi pihak BRI lewat SMS. Dalam notifikasi tersebut dijelaskan bahwa rekeningnya terdaftar di direct debit ke Shopee dan Tokopedia beberapa kali. Namun karena dia merasa tidak belanja online dan tidak paham maksud notifikasi tersebut, dia membiarkannya.
Setelah itu ada lagi notifikasi beberapa kali yang isinya mengingatkan agar waspada, untuk tidak memberikan kode OTP pada pihak manapun termasuk pihak bank. Namun karena tidak paham dan tidak merasa melakukan transaksi, dia pun kembali mengindahkan.
Namun dia ingat, sebelum peristiwa nahas yang menimpanya, ada telepon dari orang tak dikenal. Orang tersebut beralasan akan mengirim barang pesanan online. Namun karena tidak merasa membeli, dia menutup teleponnya.
Karsito baru kaget saat mengecek saldonya via internet banking berkurang Rp35 juta. Uang KUR BRI yang baru cair Rp 75 juta hanya menyisakan Rp 30 juta. "Saya langsung lemas dan bingung, karena merasa tidak melakukan apa-apa," kata penjual jagung ini dengan lugunya.
Karsito kemudian mendatangi pihak BRI tempat dia mengajukan KUR. Namun pihak BRI tidak memberikan solusi dan menilai itu kesalahan nasabah. Karsito juga sempat mendatangi BRI Tower Surabaya namun mendapatkan jawaban sama.
Pria yang sehari-harinya berjualan jagung rebus keliling Sidoarjo tersebut, akhirnya melapor ke Polda Jatim. Namun tidak ada solusi. Bahkan dia tidak mendapatkan surat bukti laporan. "Saat itu pihak Polda mengaku akan mengirim bukti surat laporan ke rumah, namun hingga sekarang tidak ada," kata Karsito.
Karsito hanya bisa berharap pada aparat penegak hukum, Bank BRI dan pemerintah bisa membantu kasus yang menimpanya. Sebab, menurutnya, BRI adalah bank BUMN milik pemerintah.
"Saya harus mencicil membayar KUR sekitar Rp 3 juta per bulan. Padahal kredit yang saya terima tersedot separo lebih. Apakah tidak ada keringanan," pungkasnya.(cat/rd)