Tak Berharap Gaji, Niat untuk Mengabdi

Bagi Abdus Syukur bekerja sebagai petugas kebersihan di kantor NU Situbondo itu tidak penting berapa besar gaji yang diperoleh, namun hanya berharap mendapatkan barokah dari para pendiri organisasi Nahdlatul Ulama.

Tak Berharap Gaji, Niat untuk Mengabdi
Abdus Syukur ditemani sepeda ontelnya saat duduk santai usai membersihkan kantor PCNU Situbondo.

Situbondo, HB.net - Jika bekerja, rata-rata orang di dunia berorientasi pada gaji yang didapat dari pekerjaan yang digeluti. Tapi tidak dengan Abdus Syukur, petugas kebersihan di kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Situbondo.

Bagi Abdus Syukur bekerja sebagai petugas kebersihan di kantor NU Situbondo itu tidak penting berapa besar gaji yang diperoleh, namun hanya berharap mendapatkan  barokah dari para pendiri organisasi Nahdlatul Ulama.

"Puluhan tahun mas, sebelum Muktamar 1984 di Sukorejo saya sudah menjadi petugas kebersihan disini (kantor NU)," kata Abdus Syukur saat ditemui Wartawan HARIAN BANGSA di kantor NU Situbondo, Rabu (19/1)

Syukur mengungkapkan, dia pertama bekerja sebagai petugas kebersihan tidak sendirian, namun bersama seorang temannya yang sama-sama masih berusia remaja, Sukimin. Namun teman Abdus Syukur itu sudah meninggal dunia sekitar 5 tahun yang lalu karena sakit.

"Yang memasukkan pak Anshar, pertama digaji Rp 40 ribu per bulan, sekarang Rp 500 ribu, saya tidak mengharapkan bayaran itu, karena niat saya hanya mengabdi ke NU," ujarnya.

Kakek satu orang anak yang tinggal di lingkungan Paraaman RT 02 RW 3, Kelurahan Dawuhan Situbondo, mengaku masih menututi saat Pahlawan Nasional KHR. As’ad Syamsul Arifin jadi pengurus NU. Menurutnya, Kiai As’ad selalu mampir ke Kantor NU kalau datang dari perjalanan dari luar kota maupun dari mana saja.

“Kalau dari mana-mana beliau (Kiai As’ad) selalu mampir ke kantor NU. Biasanya tanya-tanya ada siapa saja di Kantor NU, dulu ruangan beliau yang ditempati itu di Kantor Ansor ini,” kata Syukur, sambil menunjuk ke salah satu ruangan GP Ansor.

Abdus Syukur masih selalu ingat pesan Kiai As'ad agar warga NU terus merawat NU yang didirikan para wali, jangan sampai merusak NU, karena bisa kualat. Untuk itu ia jadi petugas kebersihan diniatkan hanya untuk mengabdikan diri kepada para kiai.

"Pesan Kiai As'ad itu terus saya jadikan pegangan, hanya untuk mengabdi di NU, walaupun cuma sebatas menjaga kebersihan. Semoga kelak di akhirat saya dapat bersama rombongan ulama pendiri NU," ucap Syukur. (mur/diy)