Terima Bantuan 1.500 Kompor Gas, Gubernur Paparkan Konep Huntara Pengungsi Semeru
Perwakilan Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia, Dyan Juliantine mengatakan, pihaknya sengaja memberikan bantuan berupa kompor beserta perlengkapan agar para pengungsi bisa memanfaatkan sebagai alat memasak.
Surabaya, HB.net - Bantuan untuk pengungsi akibat Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru terus berdatangan. kali ini, Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia bersama para dermawan berpartisipasi mengirimkan 1.500 kompor 1 tungku beserta slang dan regulator melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Bantuan diterima langsung Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Kamis (6/1/21). Bantuan segera diteruskan kepada perwakilan Pemerintah Kabupaten Lumajang.
Perwakilan Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia, Dyan Juliantine mengatakan, pihaknya sengaja memberikan bantuan berupa kompor beserta perlengkapan agar para pengungsi bisa memanfaatkan sebagai alat memasak.
"Banyak saudara saudari kita yang dilanda beban sangat berat akibat erupsi Semeru. Semoga bantuan ini bisa membantu meringankan semuanya," kata dia.
Pada kesempatan tersebut, Khofifah berharap, mudah-mudahan bisa dimanfaatkan segera pada saat huntara (hunian sementara) jadi, kompor siap digunakan. Khofifah menambahkan, saat ini kompor memang dibutuhkan untuk mengisi huntara. Huntara yang akan dibangun di Candipuro berjumlah 1.500 unit. Angka ini pas dengan kompor bantuan dari Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia.
"Kompor ini selesai diserahkan sekarang langsung saya serahkan ke perwakilan Pemkab Lumajang agar segera dibawa ke Lumajang," ungkapnya.
Proses gotong royong disebut Khofifah sangat perlu sebagai percepatan bantuan kepada masyarakat di sana.
Sedangkan perkiraan huntara selesai paling lambat dalam dua bulan. Proses pembangunan huntara memiliki kualitas sama dengan hunian tetap (huntap).
Huntara dan huntap yang akan dibangun merupakan tipe 60. Huntara akan dibangun di bagian belakang tanah kavling dengan luas bangunan ukuran 6 x 4 meter. Sedang huntap akan dibangun di kavling bagian depan dengan ukuran 6 x 6 meter.
"Sementara akan disiapkan huntara 1.500 untuk warga Candipuro," tandas Khofifah.
Khofifah menjelaskan, lahan yang akan dipergunakan untuk huntara dan huntap memiliki luas 81 hektare ini berada di Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro- Lumajang. Lahan tersebut berkapasitas tampung sebanyak 2.000 rumah lengkap fasum, fasos serta fasilitas ekonomi.
Saat ini, lanjut mantan Mensos RI itu, lahan tersebut sedang dalam proses penyiapan dibangun untuk huntara seluas 40 hektare.
Nantinya, tahap II lahan yang akan diproses adalah seluas 41 hektare. Proses ini melibatkan Tim Kodim 0821 Lumajang, Yon Zipur 10, BBWS Brantas, Polres Lumajang serta PUPR.
Selain itu, ada pula lahan di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo dengan luas 9,4 hektare. Saat ini izinnya diproses pengajuan ulang karena ada pergeseran lokasi.
Huntara ini, terang Gubernur Khofifah, didesain dengan detail sehingga ketika selesai huntara ini bisa jadi kamar tambahan atau dapur bahkan dalam site plan relokasi ini akan ada fasilitas ibadah, pendidikan, ekonomi bahkan GOR. Hasilnya, huntara ini akan menjadi prototype bagi huntara-huntara di daerah lain.
"Selain itu, huntara ini akan bisa menggerakkan ekonomi para penghuni di sini karena ada sektor ekonomi yang disiapkan sesuai dengan kultur masyarakatnya yaitu berkebun, bertani dan beternak. Di mana, akan ada peternakan yang disiapkan di area ini," jelasnya.
Apabila semuanya selesai lokasi akan menjadi smart village atau Bumi Semeru Damai. Saat ini juga sedang dibangun akses jalan, saluran air serta aliran listrik.
"Dan yang lebih penting lagi area ini jauh dari aliran lahar dingin maupun awan panas guguran Semeru," ungkap Gubernur. (dev/ns)