Tiga Siswa SD di Jombang Alami KIPI Usai Vaksinasi
Komda KIPI Jombang, Komda KIPI Provinsi Jatim dan Komas KIPI, serta RSUD Jombang, dan beberapa puskesmas setempat, menggelar audit terkait kasus siswa SD yang meninggal usai vaksinasi Covid-19.
Jombang, HARIANBANGSA.net - Komda KIPI Jombang, Komda KIPI Provinsi Jatim dan Komas KIPI, serta RSUD Jombang, dan beberapa puskesmas setempat, menggelar audit terkait kasus siswa SD yang meninggal usai vaksinasi Covid-19.
Dari hasil audit yang digelar di ruang Bung Hatta RSUD Jombang, Senin (3/1), dipastikan tiga siswa SD di Kota Santri tersebut mengalami lejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Satu siswa meninggal dunia setelah mengikuti program vaksinasi. Sementara dua lainnya harus menjalani perawatan di RSUD Jombang.
"Ada 3 kasus KIPI yang barusan kami bahas ya. Dua berasal dari Puskesmas Mojowarno, satu dari Puskesmas Japanan," ujar Ketua Komda KIPI Jombang, dr Suwarsih saat jumpa pers.
Dikatakan, siswa pertama yang mengalami KIPI, yakni Naura Sabrina Galiyah (9), siswi kelas 4 SDN 1 Catak Gayam, Kecamatan Mojowarno. Ia divaksin Sinovac dosis pertama di sekolahnya, pada Rabu (22/12) sekitar pukul 10.00 WIB.
Naura mulai mengalami demam tinggi, muntah-muntah dan muncul ruam-ruam merah di sekujur badannya, pada Jumat (24/12). Ia sempat opname 3 hari di RSUD Jombang. Selain itu, juga mengalami muntah darah dan berak darah. Naura akhirnya meninggal dunia di rumah sakit pelat merah tersebut, Jumat (31/12) sekitar pukul 05.00 WIB.
Kedua, Zyugra Idzihar Tsalasah (9), teman satu kelas Naura yang juga divaksin Sinovac dosis pertama di SDN 1 Catak Gayam, pada Rabu (22/12). Ia dirawat di RSUD Jombang sejak Jumat (31/12) siang karena menderita demam dan ruam-ruam merah di badannya.
Yang ketiga, Mochammad Farel (6), siswa kelas 1 SDN 2 Grobogan, Kecamatan Mojowarno. Dia dirawat di RSUD Jombang sejak Kamis (30/12) siang karena mengalami demam dan kejang. Ia divaksin Sinovac di Puskesmas Japanan, Mojowarno pada Selasa (28/12) sekitar pukul 09:30 WIB.
"Definisi KIPI memang ada batasan 30 hari setelah melakukan injeksi (menyuntikkan vaksin) itu boleh dibilang KIPI. Arti KIPI adalah kejadian ikutan pasca imunisasi. Tapi dalam telusurnya kemudian kita baru bisa mengatakan ini berhubungan dengan vaksin atau tidak," terang Suwarsih.
Dijelaskan Suwarsih, gejala KIPI bermacam-macam. Misalnya demam, badan pegal-pegal, sakit perut, batuk dan pilek. Penanganannya akan disesuaikan dengan keluhan pasien. Namun, pihaknya tidak bisa memastikan KIPI selalu berakibat fatal terhadap pasien.
"Mengenai kefatalan itu pasti banyak faktornya. Mulai dari jenis kelamin, usia, berat badan, riwayat sakitnya, klinisnya, penunjangnya. Penunjang bisa dari laboratorium atau radiologi yang dilakukan untuk menunjang ini apa sih sebenarnya. Jadi, tidak bisa ini fatal atau tidak. Melalui analisis yang kami kerjakan berbarengan sesuai kompetensi dari kesakitan itu sendiri," jelasnya.
Di lokasi sama, Direktur RSUD Jombang dr Pudji Umbaran menuturkan, yang dialami Naura, Zyugra dan Farel merupakan KIPI. "Kalau melihat rentang waktunya, ketiganya memang termasuk jenis KIPI, kejadian pasca imunisasi," tukasnya.(aan/rd)