Upaya Kudeta Demokrat, Ada Kaitan dengan Pilpres 2024
Kader Demokrat yang juga berlatar belakang seorang Dosen, Kuswanto mengulas kejadian "kudeta" ini sebagai kaitan menghadapi 2024.
Surabaya, HB.net - Isu kudeta Partai Demokrat yang kini gaduh di tanah air, memang cukup menarik untuk dicermati. Saking menariknya masyarakat pun harus membagi perhatiannya pada isu "Kudeta Demokrat" ini dengan persoalan Covid dan bencana yang melanda Indonesia. Publik bertanya, ada apa nya sehingga Demokrat harus dibidik untuk "dikudeta" ?
Kader Demokrat yang juga berlatar belakang seorang Dosen, Kuswanto mengulas kejadian "kudeta" ini sebagai kaitan menghadapi 2024. Politisi bergelar Doktor bidang Hukum Politik lulusan Universitas Airlangga ini menjlentrehkan, jika seseorang yang sangat berambisi maju dalam kontestasi pilpres 2024, haruslah memiliki kendaraan partai yang mumpuni. Memenuhi syarat jumlah prosentase kursi untuk bisa maju sebagai calon presiden.
"Karena Demokrat itu pernah jadi partai pemenang pemilu. Sehingga apapun dan siapapun yang mengelola Partai ini pasti menargetkan menjadi 3 besar bahkan menjadi pemenang pemilu. Ini bukan slogan atau sebuah mimpi. Karena Partai Demokrat sudah pernah menjadi partai pemenang pemilu," kata politisi senior ini, Kamis (4/2/2021).
Apalagi saat ini kata Kuswanto, pemilihnya sama dengan pemilih saat itu. Hanya saja Partai Demokrat butuh kembali mengola dan mengembalikan kepercayaan seperti saat itu.
Dosen Universitas Darul Ulum Jombang ini memaparkan, posisi Demokrat yang saat ini menjadi penyeimbang pemerintah yang berkuasa, diyakini masih punya peluang besar untuk mengusung kader terbaiknya menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Catatan berikutnya Kuswanto melihat karena Partai Demokrat pernah menjadi Partai Pemenang Pemilu. Tentunya popularitas Partai Demokrat menjadi suatu kekuatan tersendiri yang bisa dijadikan modal dalam kontestasi pemilu. Tinggal meningkatkan elektabilitasnya. Jadi kenapa harus di Kudeta. Karena siapapun yang bisa menguasai Partai Demokrat dan punya syahwat untuk ikut kontestasi menjadi pemimpin republik ini.
"Maka uraian saya diatas cukup menjadi alasan bahwa menguasai Partai Demokrat adalah sebuah modal awal dan modal besar untuk melangkah ikut kontestasi calon Presiden. Dan Biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih murah bila dibandingkan kalau membentuk partai baru yang belum tentu mendapat respon positif dari masyarakat pemilih atau gambling dengan mengembangkan partai yang sudah ada, namun belum lolos Parlementary Threshold yang hasilnya juga belum tentu berkembang dengan baik. Jadi apapun alasannya tentu Partai Demokrat lebih menarik dan mempesona untuk dikuasai," urai Kuswanto.
Disisi lain kata pria yang juga Ketua Komisi D DPRD Jatim ini, bagi pemegang kekuasaan yang saat ini merupakan periode terakhir jabatannya. Tentunya sudah mulai menata calon penggantinya yang diambil dari partai koalisi yang berjasa mengusung dan mendukung saat pemilu lalu.
Namun bagi Kuswanto sebagai kader militan di Partai Demokrat, ia justru melihat inilah saat tepat untuk meneropong soliditas para kader, melihat militansinya untuk meyakinkan, bahwa orang orang yang ada ditubuh Demokrat adalah yang memang ingin berjihad untuk kebesaran Demokrat dan rakyat Indonesia. (mdr/ns)