Upaya Maksimal Raih Predikat WBBM 2021, DPMPTSP Sidoarjo Suguhkan Pengembangan Sippadu
Menurut Ronny, saat penilaian ini, pihaknya memaparkan keunggulan-keunggulan pengembangan aplikasi Sippadu 2.0 yang butuh sejumlah perbaikan ditambah tuntutan pandemi Covid-19 yang mengharuskan pengurangan tatap muka.
Sidoarjo, HB.net - Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sidoarjo berupaya maksimal agar bisa meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) Tahun 2021. Salah satunya dengan memaksimalkan inovasi pelayanan berupa Sistem Pelayanan Perizinan Terpadu (Sippadu) 2.0.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPMPTSP Sidoarjo Ronny Yulianowarso mengatakan, pihaknya berusaha maksimal dalam mengikuti penilaian WBBM tahun 2021 yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi (Kemenpan RB).
“Mudah-mudahan upaya maksimal dari teman-teman DPMPTSP ini membuahkan hasil maksimal,” cetus Ronny Yulianowarso saat menerima kunjungan Tim Penilai Nasional dari Kemenpan RB, di gedung Mal Pelayanan Publik (MPP) Sidoarjo, di kawasan Lingkar Timur Sidoarjo, Rabu (10/11).
Menurut Ronny, saat penilaian ini, pihaknya memaparkan keunggulan-keunggulan pengembangan aplikasi Sippadu 2.0 yang butuh sejumlah perbaikan ditambah tuntutan pandemi Covid-19 yang mengharuskan pengurangan tatap muka. “Sehingga kita optimalkan pelayanan (perijinan) itu secara online,” beber Ronny yang juga Sekretaris Bappeda Sidoarjo ini.
Ditambahkan Ronny, saat pandemi mulai mereda hingga menjadi normal, dan layanan perijinan di gedung MPP mulai dibuka kembali, untuk pertemuan tatap muka. “Namun yang online tetap jalan,” tandasnya. Ronny juga menyebut, inovasi layanan Prime Service juga diharapkan bisa menjadi poin penilaian meraih predikat WWBM.
Tim Penilai Nasional Kemenpan RB, Alfian Lisdias Ismanto mengatakan tujuan penilaian ini, untuk memastikan program pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Birokasi Bersih dan Melayani (WBBM), benar-benar bisa diimplementasikan dengan baik dan bisa membawa manfaat nyata bagi masyarakat. Selain itu, bisa berdampak pada kinerja dan penguatan integritas.
Dalam penilaian ini, ada delapan area perubahan yang bisa diekplorasi. Diantaranya terkait manajemen perubahan, yakni bagaimana mengelola perubahan-perubahan itu supaya resistensinya minim. Juga bisa merubah mindset dan kulturset pegawai agar bisa memperbaiki intregitas, layanan dan kinerja.
“Kami berharap untuk menjaga konsistensi ini, supaya tetap terus menerus, tidak peduli berpredikat apa tidak, tapi semangat pembaharuan, integritas dan layanannya tetap dikedepankan,” harap Alfian. Dia menyebut hasil penilaian ini biasanya diumumkan dengan memberikan penghargaan pada Desember 2021. (sta/ns)