Usai Gelaran Yadnya Kasada, Warga Tengger Bersihkan Sampah Dilautan Pasir
Camat Sukapura mengatakan, kegiatan bersih-bersih lautan pasir Gunung Bromo ini dilakukan dalam rangka untuk memberikan kesadaran kepada seluruh pengunjung TNBTS dan masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan di lautan pasir Bromo.
Probolinggo, HB.net - Pasca ritual Yadnya Kasada, warga Tengger bersama dengan Forum Sahabat Gunung melakukan aksi gotong royong bersih-bersih sampah di lautan pasir Gunung Bromo, Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura, Jumat (17/6/2022).
Aksi bersih-bersih sampah lautan pasir Bromo ini juga diikuti oleh Camat Sukapura, Rochmad Widiarto dan jajaran Forkopimka Sukapura, Plt Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Novita Kusuma Wardani, perwakilan seluruh desa, tenaga kesehatan, lembaga sekolah serta relawan dari Tagana yang ada di Kecamatan Sukapura.
Camat Sukapura mengatakan, kegiatan bersih-bersih lautan pasir Gunung Bromo ini dilakukan dalam rangka untuk memberikan kesadaran kepada seluruh pengunjung TNBTS dan masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan di lautan pasir Bromo.
“Setelah kegiatan Yadnya Kasada itu memang banyak pengunjung yang meninggalkan sampah, baik itu berasal dari pedagang maupun warga setempat yang mengikuti kegiatan ritual Yadnya Kasada,” katanya.
Menurut Rochmad, gerakan ini sebetulnya bukan hanya untuk mengingatkan bahwa setelah Yadnya Kasada harus bersih-bersih, tetapi memberikan sentuhan moral kepada masyarakat dan seluruh pengunjung di TNBTS yang memasuki kawasan Gunung Bromo untuk ikut melestarikan bagaimana mestinya kita berperilaku terhadap alam.
“Salah satu contohnya, Catur Guru Bakti kita kepada alam ingin memberikan sentuhan moral kepada masyarakat Indonesa maupun untuk segala masyarakat luar yang ikut berkunjung ke Gunung Bromo akhirnya mampu dan sadar diri bahwasanya sampah yang dihasilkan manusia ini bisa dibersihkan sendiri dan bisa dibawa sendiri,” jelasnya.
Rochmad menerangkan, tujuan utama sebagai sentuhan moral saja dan ini harapan masyarakat Tengger dan pelaku wisatapun juga sama. Ketika membawa makanan atau minuman dari luar, agar sampahnya dibawa.
Dari aksi bersih-bersih sampah tersebut jelas Rochmad, terkumpul sampah sebanyak 7 pikep untuk selanjutnya di buang di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) terdekat maupun TPS desa lain kalau memang tidak mencukupi. (ndi/diy)