Warga Tuban masih Kesulitan Dapatkan Minyak Goreng
"Sudah lama kehabisan stok minyak goreng kemasan. Dan hanya memiliki beberapa botol minyak goreng curah," kata Salah satu pedagang di pasar tradisional Pramuka Tuban, Karno.
Tuban, HB.net - Pasca pencabutan harga eceran tertinggi (HET) dicabut pemerintah beberapa hari lalu, stok minyak goreng (Migor) di Kabupaten Tuban masih belum bisa memenuhi permintaan seluruh warga. Tah hanya ketersediaan stok di swalayan yang masih terbatas. Bahkan, stok ketersediaan migor di pasar tradisional masih sangat terbatas. Seperti yang terjadi di pasar Pramuka Kabupaten Tuban, Senin (21/32022).
"Sudah lama kehabisan stok minyak goreng kemasan. Dan hanya memiliki beberapa botol minyak goreng curah," kata Salah satu pedagang di pasar tradisional Pramuka Tuban, Karno.
Dia mengaku terkahir kali menjual minyak goreng kemasan pada bulan januari lalu. Sementara saat ini untuk stok minyak goreng kemasan sudah kosong.
Selain stok yang sedikit, harga minyak goreng curah juga merangkak naik. Satu liter minyak goreng curah di pasar pramuka Tuban dijual dengan harga Rp 24 ribu per liternya.
"Tidak adanya stok minyak goreng karena tidak ada pasokan dari distributor. Semoga stok minyak goreng bisa teratasi dan harga kembali normal," imbuhnya.
Kondisi tak jauh berbeda juga terjadi di toko modern seperti Samudra swalayan. Dimana, rak minyak goreng kemasan terlihat kosong karena habis disebut warga.
Belum stabilnya stok minyak goreng diduga karena tidak adanya pembatasan jumlah pembelian. Kondisi tersebut membuat beberapa warga ataupun pengusaha kecil tidak kebagian minyak goreng.
Seperti yang dialami Erni, salah pedagang gorengan di kantin sekolah. Dirinya mengaku kesulitan mencari minyak goreng karena sudah habis diborong oleh pembeli lainnya. Dirinya berharap, pencabutan subsidi minyak goreng yang dilakukan pemerintah bisa diimbangi dengan jumlah stok yang mencukupi, sehingga tidak kesulitan membeli minyak goreng untuk pengusaha kecil.
"Stok minyak masih sangat sulit, banyak toko yang kosong karena diborong warga lain," ucapnya.
Sementara itu, General Manager swalayan samudra, Bruce Asali mengungkapkan, jika ketersediaan stok minyak goreng memang belum lancar dan terjadi kekosongan. Pihak swalayan juga tidak bisa memastikan ketersediaan minyak goreng, pasalnya dari pemasok juga tidak bisa memenuhi kebutuhan yang diminta.
"Saat ini harga mengikuti pasaran yang dianjurkan pemerintah dan tidak ada aturan pembatasan stok pembelian minyak goreng non subsidi. Sehingga pihak swalayan melayani setiap pembeli minyak goreng dalam jumlah banyak," pungkasnya.(wan/ns)