Hadapi Resesi Ekonomi, Berharap Tonjolkan Produk Lokal

Ia menawarkan solusi kolaborasi antara pendidikan dan pariwisata. Hal tersebut disampaikan saat menghadiri Reuni Akbar Nasional Keluarga Alumni FISIP Universitas Jember di kampus FISIP Unej.

Hadapi Resesi Ekonomi, Berharap Tonjolkan Produk Lokal
Anggota Komisi X DPR, M. Nur Purnamasidi.

Jember, HB.net - Salah satu anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, M. Nur Purnamasidi, menyampaikan pandangannya terhadap persiapan menghadapi resesi ekonomi global, yang diperkirakan terjadi dibeberapa tahun mendatang.

Ia menawarkan solusi kolaborasi antara pendidikan dan pariwisata. Hal tersebut disampaikan saat menghadiri Reuni Akbar Nasional Keluarga Alumni FISIP Universitas Jember di kampus FISIP Unej, Sabtu (05/11/2022).

"Ada dua hal yang bisa dikolaborasi, antara pendidikan dan pariwisata, yaitu pendidikan vokasi dan ekonomi kreatif. Ada hal yang perlu bergeser dan ditumbuhkan, dalam arah pendidikan dan ekonomi masyarakat," ucapnya saat ditemui usai diskusi umum.

"Kalau kita sepakat dengan data, bahwa 2023, 2024, dan seterusnya akan ada resesi ekonomi, maka tentu kita geser, arah pendidikan kita, kita beratkan ke vokasi. Bagaimana orang-orang ini siap pakai ketika selesai dari pendidikan. Yang kedua, harus ditumbuhkan, yang namanya ekonomi kreatif," imbuhnya.

Dalam menghadapi ancaman resesi ekonomi global, Indonesia perlu melakukan kolaborasi untuk menciptakan terobosan ekonomi bagi masyarakat.

Purnamasidi mengkritik, selama ini ia masih mendapati pelaku UMKM di tempat wisata yang tidak memunculkan produk lokal. Menurutnya, harus ada keberpihakan pemerintah dalam mengatur hal tersebut, agar masyarakat dapat terselamatkan dari ancaman resesi.

"Jangan seperti sekarang, kopinya masih kopi saset, makanan dari luar, potensi ekonomi kreatif itu tidak dimunculkan. Harusnya dimunculkan, itu keberpihakan. Jangan dibiarkan sebagaimana hukum pasar, saya sangat yakin rakyat akan terimbas langsung pada resesi. Orang yang punya uang kemudian akan menyimpan uang, pasti inflasi. Kalau udah inflasi, barang apapun, berapa harganya, sudah tidak bisa terbeli,” terangnya.

Menurutnya, kuncinya adalah kolaborasi pendidikan vokasi dengan ekonomi kreatif. Ya tidak bisa menghentikan resesi ekonomi global, tapi bisa mengerem agar tidak terlalu terjun bebas," terangnya.

Pihaknya mengaku kini sedang dalam upaya untuk melakukan perubahan UU pariwisata, sehingga ke depan, akan ada sistem yang mampu mewujudkan ekonomi kreatif menjadi semakin maju, pada poros pariwisata lokal.

"Pengelolaan itu menjadi titik poin yang paling kuat, bagaimana efek domino dari ekonomi kreatif bisa jalan. Karena selama ini tidak ada pembatasan misal menyangkut produk dari mana, bagaimana pengelolaan dari desa satu dengan yang lain itu bisa berkolaborasi. Selama ini jalannya sendiri- sendiri, sehingga saling membunuh. Kita ingin membuat sistem kolaborasi antardesa wisata, antara Jember dengan Lumajang, Jember dengan Banyuwangi, dan seterusnya. Sehingga tidak sendirian. Insya Allah kita target 6 bulan sudah selesai," pungkasnya. (yud/bil/diy)