OJK Jawa Timur Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan .

OJK Jawa Timur Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Sinergi OJK, pemerintah daerah, industri jasa keuangan, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan nasional.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan . Hal ini sebagai bagian dari transformasi menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam media briefing yang diselenggarakan di Surabaya, Selasa (11/2). Kepala OJK Provinsi Jawa Timur Yunita Linda Sari menyampaikan bahwa sinergi antara OJK, pemerintah daerah, industri jasa keuangan, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan nasional.

Hingga Desember 2024, kinerja sektor perbankan Jawa Timur menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan peningkatan kredit sebesar 8,04 persen (yoy) mencapai Rp 614 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 4,73 persen (yoy) menjadi Rp 790 triliun.

“Stabilitas perbankan juga tercermin dari rasio Non- Performing Loan (NPL) yang menurun menjadi 2,88 persen dan Capital Adequacy Ratio (CAR} yang kuat sebesar 29,58 persen. Rasio likuiditas perbankan juga tetap terjaga dengan AL/ DPK sebesar 15,01 persen (threshold 10 persen) dan AL/ NCD sebesar 68,58 persen (threshold 50 persen), menunjukkan ketahanan sektor perbankan terhadap risiko likuiditas,” jelas Yunita Linda Sari.

Di sektor pasar modal, jumlah emiten IPO di Jawa Timur terus meningkat menjadi 47 emiten dengan total dana terhimpun mencapai Rp13,25 triliun, tumbuh signifikan dibandingkan tahun 2019. Selain itu, Securities Crowdfunding (SCF) menunjukkan tren positif dengan 33 penerbit dan total dana terhimpun Rp42,27 miliar. Hal ini mencerminkan peningkatan minat investor terhadap skema pendanaan alternatif yang mendukung pengembangan UMKM di Jawa Timur.

Industri keuangan non-bank (IKNB) di Jawa Timur turut memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Hingga akhir 2024, sektor perasuransian menunjukkan kinerja yang solid dengan peningkatan premi asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 12,3 persen dan 10,3 persen (yoy).  Rasio Risk Based Capital (RBC) untuk asuransi jiwa dan asuransi umum tetap berada di atas 120 persen. Hal ini menandakan kesehatan keuangan perusahaan asuransi di wilayah ini.

Sektor dana pensiun juga mengalami pertumbuhan positif dengan total aset mencapai Rp 4,35 triliun, meningkat 2,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang. Di sisi lain, perusahaan penjaminan di Jawa Timur mencatatkan peningkatan outstanding penjaminan sebesar 3,08 persen (yoy), mendukung akses pembiayaan bagi pelaku usaha, khususnya UMKM.

“Selain itu, perusahaan pembiayaan mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 9,94 persen (yoy} dengan Non-Performing Finnncinq (NPF} gross terjaga di angka 2,94 persen. Sektor modal ventura dan lembaga keuangan mikro juga menunjukkan perkembangan positif, mencerminkan tingginya permintaan pembiayaan di sektor produktif. Pinjaman daring (P2P lending) mengalami pertumbuhan signifikan dengan outstanding tumbuh 30,05 persen (yoy). Hal ini menunjukkan adopsi teknologi finansial yang semakin meluas,” ungkap Yunita Linda Sari.

OJK Jawa Timur juga aktif dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan), yang telah menjangkau lebih dari 159.000 peserta. Selain itu, program inklusi seperti Kredit/ Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) dan Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) berhasil meningkatkan akses keuangan masyarakat, dengan total pembiayaan mencapai Rp 2,8 triliun untuk 96.532 debitur. Program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (Desa EKI) juga diimplementasikan di berbagai wilayah untuk mendorong kemandirian ekonomi berbasis komunitas.

Sebagai upaya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan pendalaman pasar keuangan terintegrasi, OJK menerima pengalihan tugas pengaturan dan pengawasan aset keuangan digital (termasuk aset kripto) serta derivatif keuangan dari Bappebti per 10 Januari 2025.

Selain itu OJK juga mendukung program pemerintah dalam penyediaan 3 juta hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui kebijakan pendanaan yang inklusif dan berkelanjutan. Selain itu, OJK mendukung program- program prioritas pemerintah seperti pengembangan sektor energi terbarukan, infrastruktur,dan digitalisasi ekonomi.

Dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, OJK Jawa Timur berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan. Fokus OJK adalah memastikan stabilitas sistem keuangan, meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, serta mendorong inovasi di sector jasa keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. OJK juga berperan aktif dalam mendorong transformasi digital di sektor keuangan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing ekonomi Jawa Timur di tingkat global.(rd)