Atasi Cemas, PWI Mojokerto Raya Ikuti Kelas Moderator

Gugup telah menjadi momok menakutkan bagi pemula ketika didaulat menjadi pembicara di ruang publik (public speaking).

Atasi Cemas, PWI Mojokerto Raya Ikuti Kelas Moderator
Roul Amrullah berbicara di kelas diklat moderator. Yudi/ HARIAN BANGSA

Mojokerto, HARIANBANGSA.net - Gugup telah menjadi momok menakutkan bagi pemula ketika didaulat menjadi pembicara di ruang publik (public speaking). Pada kebanyakan awam, perasaan grogi kerap berkecamuk manakala kita dihadapkan dengan banyak audiens.

Permasalahan tersebut coba dipecahkan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Mojokerto Raya melalui pendidikan dan latihan moderator bagi anggotanya. Acara yang digelar di aula Dinas Pendidikan Kota Mojokerto, Jumat (16/12) tersebut merupakan kerjasama organisasi profesi tertua di Indonesia dengan Diknas setempat.

Diklat dengan tema yang cukup menarik tersebut menghadirkan dua narasumber yang cukup berkompeten. Yakni Raul Amrullah seorang pembicara dari Pemkab Mojokerto dan Say Mala Muzaky seorang  master of ceremony dan penyiar radio. Acara ini sendiri diikuti puluhan pewarta dari media cetak, TV dan siber.

"Ada anggapan kesuksesan seorang pembicara ditentukan hanya oleh bakat. Namun itu tidak sepenuhnya benar. Faktor lingkungan dan latihan juga sangat berpengaruh," papar Roul.

Menurutnya, problem nervous, teknik public speaking, dan penguasaan materi dalam berbicara dapat ditekan dengan berbagai cara. "Misalnya dengan persiapan latihan dan pengalaman. Satu yang penting adalah memiliki mainset demam panggung adalah hal yang wajar, " Jelasnya.

Ia mengungkapkan sejumlah cara meraih kepercayaan diri. Misalnya dengan tidak takut gagal dan mengingat sukses masa lalu. Satu hal yang penting menurutnya adalah datang awal dan menguasai situasi.

Sementara itu, dalam pemaparannya Say Mala Muzaky menjelaskan tiga hal dasar untuk tampil sebagai pembicara. Yakni teori dasar komunikasi, olah vokal  teknik presentasi. Dengan dikuasainya ketiga teknik tersebut maka tujuan komunikasi dapat tercapai.

Yakni penyampaian informasi, perubahan perilaku dan perubahan sikap. Zaky yang juga penyiar Radio Maja FM tersebut menjelaskan beberapa pointer dalam public speaking. Diantaranya adalah artikulasi, intonasi dan aksen.

"Kunci seorang moderator ditentukan dalam 120 detik pertama. Dalam waktu krusial tersebut seorang pembicara harus benar-benar memanfaatkan peluang agar diterima dan menyakinkan publik, " Imbuhnya.

Lebih detail itu menjelaskan bahwa teori dalam berkomunikasi wajib memenuhi sejumlah kreteria. Seperti variasi suara, ekspresi wajah, kontak mata dan bahasa tubuh. "Suara harus bervariasi, jangan bicara secara datar sehingga menghilangkan mood dari audiens," tandasnya.

Artikulasi juga dibahas. Seperti bicara sesuai kebutuhan, bicara cepat jika menunjukkan antusiasme dan urgensi, bicara lambat ketika melakukan penekanan dan memberikan jedah dalam penekanan. (yep/rd)